Selasa, 31 Maret 2015

UCAPAN DAN EJAAN

Tugas Bahasa Indonesia

Ø  UCAPAN
Bahasa Indonesia adalah bahasa kedua, bahasa Indonesia mereka terpengaruh oleh bahasa daerah yang telah mereka kuasai sebelumnya. Pengaruh yang sangat jelas ialah dalam bidang ucapan. Pengaruh dalam ucapan itu sulit dihindarkan dan menjadi ciri yang membedakan ucapan penutur bahasa Indonesia dari daerah satu dengan daerah yang lain.

Ø  EJAAN
                              1.            PENGANTAR
Ejaan penting sekali artinya dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa Indonesia produktif tulis. Dalam tulis-menulis orang tidak hanya dituntut untuk dapat menyusun kalimat dengan baik, memilih kata yang tepat, melainkan juga mengeja kata-kata dan kalimat tersebut sesuai dengan ejaan yang berlaku.  EYD diumumkan, dalam tulis menulis dipergunakan Ejaan Soewandi atau ejaan Republik. Ejaan tersebut diumumkan berlakunya terhitung mulai 19 maret 1947. sebelum ejaan Soewandi berlaku Ejaan Van Ophuysen yang ketentuannya dimuat dalam Kitab Logat Melajoe yang disusun dengan bantuan Engku Nawawi Gelar Soetan Ma’Mur dan Muhammad Taib Soetan Ibrahim. Ejaan  ini dinyatakan mulai berlaku sejak tahun 1901, sebelum ejaan Van Ophuysen berlaku dalam tulis menulis dalam bahasa Melayu, digunakan huruf Jawi atau Arab Melayu dan juga dengan huruf Latin dengan ejaan yang tidak teratur.

                              2.            PENULISAN HURUF
a)      Penulisan Huruf Kapital
Dapat kita ketahui bahwa huruf kapital digunakan untuk mengawali kalimat yang baru. Di samping itu huruf kapital juga digunakan sebagai huruf awal pada nama diri. Ucapan langsung juga diawali dengan huruf kapital.
·         Penulisan huruf Kapital digunakan pada awal kallimat,pada nama, kalimat bersifat tegas, kalimat bersifat marah.
1)      Huruf pertama yang berhubungan dengan tuhan dan kitab suci, dan memulai sebuah kata setelah titik.
Contoh :  Semoga Allah menerima dzikir hamba-Nya
                Bacalah Al-qur’an

2)      Berkaitan dengan nama diri, gelar kehormatan, keturunan, atau keagamaan. Semuanya ditulis dengan huruf kapital.
Contoh :  Nabi Muhammad SAW
                Raden Ajeng Kartini

3)      Terpisah dari nama diri, dalam pengertian umum, huruf-huruf tersebut ditulis dengan huruf kecil.
Contoh :   Tahun depan dia akan pergi untuk beragkat haji
                 Dia baru saja diangkat menjadi gubernur

4)      Nama jabatan juga ditulis diawal kalimat dengan huruf kapital apabila berkaitan dengan instansinatau nama daerah sebagai pengganti nama diri.
Contoh :  Sekertaris Jendral Pendidikan
               Gubernur Semarang
                Bupati Bogor

5)      Nama diri atau nama lembaga yang terdiri dari beberapa kata, kata-kata tersebut diawali dengan huruf kapital kecuali berupa kata tegas.
Contoh :  Muhammad Ali
                Fakultas Sastra Universitas Gunadarma

·         Kata-kata yang digunakan dalam pengertian khusus harus ditulis dengan menggunakan huruf kapital, sedangakan kata-kata dalam pengertian umum ditulis mengunakan huruf kecil.
1)      Kata presiden, gubernur, universitas, atau fakultas misalnya, dalam pengertian umum ditulis dengan huruf
Contoh :  Suatu negara dikepalai oleh seorang presiden
               Suatu desa dikepalai oleh seorang kepala desa

2)      Nama diri yang kemudian menjadi nama jenis, tidak perlu ditulis dengan huruf kapital.
Contoh :  Ayah membeli kecap Inggris
                Berapa harga satu buah Durian Palembang?

b)      Huruf Tebal dan Huruf Miring
Huruf Tebal dan Huruf Miring digunakan pada nama lembaga, judul buku atau karangan yang diawali dengan menggunakan huruf kapital kecuali huruf yang berupa tegas.
·         Apabila ditulis dengan kata-kata yang merupakan judul buku ini harus menggunaka garis bawah.
Contoh :   Belajar Berbahasa Indonesia Dengan Baik  dan Benar
                              Mendalami Pelajaran Akuntansi                
           
1)    Pada judul naskah, sripsi, tesis, harus mengunakan tanda petik (“_”)
Contoh :   “Sedang Belajar Bahasa Indonesia”
                “EYD yang Benar Dalam Berhahasa Indonesia”

§  Kalau sudah tercetak ditulis dengan huruf miring
                “Sedang Belajar Bahasa Indonesia”
                “EYD yang Benar Dalam Berhahasa Indonesia”

2)    Huruf miring yang digunakan untuk menuliskan nama ilimiah atau ungkapan asing yang belum disesuaikan ejaanya.
Contoh :   Rakyat tersebut dipaksa untuk kerja rodi
                Negara itu telah mengalami enam kali kudeta

·         Huruf miring juga dipergunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan kata, bagian kata atau kelompok kata.
1)      Huruf pertama kata abad adalah a.
Contoh :   Dia bukan mencuri tetapi dicuri (“me-“ dan “di-“ ditulis miring)

                              3.            PENULISAN PARTIKEL DAN AWALAN
Dalam menulis kata-kata sesuai dengan Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan perlu diperhatikan penulisan kata atau partikel yang dirangkaikan dan yang tidak dirangkaikan.
·         Awalan awa- ini digunakan untuk mengindonesiakan awalan de- pada kata-kata pinjaman dari bahasa Inggris dan belanda
Conto:   awasuara 
              awawarna

·         Kata antara ditulis terpisah, tetapi antar- ditulis serangkai
Contoh :   atarmuka
                 antarwilayah

·         Bentuk-bentuk lain yang dirangkai ialah awalan pra-, pasca-, pramu-, purna-, tuna-.
Contoh :   prasasti
                pascapanen
                pramuniaga
                pramusaji
                purnawirawan
               tunawisma

                              4.            PENULISAN BILANGAN
Pada bilangan ada yang ditulis huruf dan ada yang ditulis angka. Bilangan yang menunjukan tahun, jam, tanggal, nomor rumah, harus ditulis dengan angka. Begitu juga bilangan yang digunakan untuk memberi nomor bab, subbab, atau bagian-bagian dari subbab.
·         Bilangan yang menujukan dari alah satu sampai sembilan ditulis dengan menggunakan huruf, jumlah
1)      Ditulis dengan huruf, kecuali di dalam tabel atau grafik
             Contoh:  “delapan ratus lima puluh lima riburupiah”
            “lima puluh lima juta rupiah”

2)      Dalam tabel atau grafik jumlah satu sampai sembilan pun ditulis dengan angka.
Contoh :
Rp 855.000,00
Rp 55.000.000,00

·         Di samping itu jumlah seperti uang, luas tanah, berat suatu benda, jarak antara suatu tempat dengan tempat lain, singkatnya jumlah yang menyatakan ukuran dengan timbangan, selalu ditulis dengan angka, atau kadang ditulis dengan angka tetapi juga disertai dengan huruf yang ditaruh di antara tanda kurung.Dalam penulisan jumlah, ukuran dan timbangan itu di gunakan juga tanda titik dan koma. Singkatan-singkatan seperti Rp (rupiah), kg (kilogram), m (meter), lt (liter) tidak perlu ditulis dengan tanda titik.
1)      bilangan yang menyatakan rupiah digunakan tanda koma di belakang satuan rupiah yang diikuti oleh nol nol untuk satuan ketip dan sen
Contoh :  Rp 5.500.000,00
  Rp. 105.000.000,00

2)      Untuk menyatakan jam\ waktu
Contoh :  empat jam delapan belas menit sepuluh detik ditulis  4.18.10
Lima jam empat belas menit tiga puluh detik ditulis 5.14.30
·         Bilangan tingkat dapat dinyatakan dengan huruf, dengan angka, dan dengan huruf dan angka.
1)      Awalan ke hanya digunakan apabila dihubungkan dengan angka Arab. Angka Romawi tanpa awalan ke- sudah menyatakan tingkat.
Contoh :  kedua  dapat ditulis kedua  atau ke-2 atau II
abad tiga  puluh, abad ke-30 abad XXX


                              5.            TANDA BACA
Ada bermacam-macam tanda baca/pungtuasi, seperti titik (.), koma (,), titik koma (;), titik dua (: ), dan petik (“..”)
a)      Tanda Titik (.)
·         Sudah kita ketahui tanda titik dipakai untuk menandai berakhirnya kalimat. Di samping itu tanda titik juga digunakan sesudah nomor bab atau subbab atau bagian dari subbab.
1)      Singkatan dengan huruf kapital yang merupakan gelar yang diletakkan di belakang nama tetap menggunakan titik di belakang tanda koma tersebut.
Contoh :  Antoni, SE., MM
                Ayu Kartika, SE

2)      Singkatan yang menggunakan huruf kecil menggunakan titik.
Contoh :  dan sebagainya                   dsb.
Atas nama                                     a.n.

·         Tanda titik juga digunakan dalam daftar pustaka yang rujukanya menggunakan sistem rujukan tahun dan halaman.
1)      Karangan yang menggunakan rujukan pengarang atau penyuting, antara judul buku dan kota penerbit.
Contoh :  Kartono Kartini. 2003. Patologi Keluarga. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sunarto, K. 2000. Pengantar Sosiologi. Jakarta: FEUI.
·         Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatan yang tidak menunjukan jumlah.
Contoh :  Nama Siska terdapat pada halaman 1253
 Nomor cek 013527       

b)      Tanda Koma (,)
Koma digunakan untuk menandai adanya jeda atau kesenyapan antara dalam suatu kalimat. Tanda koma sering digunakan setelah seruan, seperti: ah, wah, aduh, ya, hai, dan sebagainya. Juga sesudah kata-kata seperti meskipun begitu, jadi, namun demikian, oleh karena itu, maka dari itu. Tanda koma juga digunakan dalam kalimat majemuk yang anak kalimatnya mendahului induk kalimatnya.
1)      Tanda koma juga digunakan untuk menandai adanya jeda didalam suatu kalimat.
Contoh:  Ibu ke pasar membeli cabe, bawang merah,     bawang putih, jahe, dan tomat di pasar
Saya embeli ikan, gurita, cumi, ayam dan daging sapi ketika dipasar

2)      Tanda koma untuk memisahkan dua kalimat yang setara yang ihubungkan dengan tetapi, atau, melainkan.
Contoh :   Orang itu miskin, tetapi ibadahnya tidak pernah tinggal
Saya menggikuti kegiatan UKM kampus, tetapi saya tidak aktif

3)      Tanda koma yang digunakan untuk membatasi kata-kata dalam kalimat petikaian langsung
Contoh :   “ Sayamarah sekal”, kata Asep “ Karena dia    telah membohongi saya”
Anis berkata, “ayo cepat kesini”

4)      Tanda koma dipakai diantara nama alamat, bagian-bagian alamat, dan diantara nama tempat dan wilayah suatu negara yang dituli secara beruntun.
Contoh :   Ridho Akbar jalan Radio Dalam nomor 16,  jakatra selatan

c)      Tanda Titik Koma (;)
·         Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh :  hari sudah malam; si Ali belum juga pulang ke rumah

1)      Tanda titik koma digunakan untuk membatasi bgian bagian kalimat yang sudah mengandung koma
Contoh :   Andi membeli sepatu, baju, celana dan kaos kaki; sedangkan Bambang membeli gelang, kalung, cincin dan minyak wangi

2)      Tanda titik koma digunakan juga untuk memisahkan kalimat-kalimat dalam suatu perincian.
Contoh :   Bapak DR. Aries Budi Setyawan dan Ibu Masodah SE. MM sebagai pembimbing 1 dan pembimbing 2, yang dengan penuh kesabaran telah memberikan petunjuk dan nasihat-nasihatnya;

3)      Dalam surat-surat keputusan tanda titik koma banyak digunakan untuk membatasi kalimat-kalimat yang merupakan bagian dari konsideransi dan bagian dari isi putusan itu sendiri.
Contoh: Mengingat bahwa 1……………….;
 2……………….;
 3……………….;
 Membimbing         1……………….;
 2……………….;
 3……………….;

d)     Tanda Titik Dua (:)
1)      Tanda titik dua dipakai akhir suatu pernyataan yang lengkap dan diikuti oleh rangkaian atau perincian.
Contoh :  Ketua : Joni Iskandar
 Sekertasis : Lala Suci

2)      Tanda titikdua dipakai akhir suatu pernyataan yang lengkap dan diikuti oleh rangkaian antau perincian
Contoh :  Siska memesan : buku, pensil, pulpen, kertas     HVS, dan penghapus
Dede membeli : baju, celana, sepatu, dan ikat pinggang
e)      Tanda Petik(“ _”)
·         Di atas disebutkan bahwa yang ditulis dengan tanda petik dalam tulisan atau ketikan biasanya dicetak dengan huruf miring. Penggunaan tanda petik dalam petikan langsung tidak dicetak dengan huruf miring, melainkan tetap dicetak dengan suatu majalah pun tanda petik itu tetap digunakan.
Contoh :  Ibu berteriak memanggil adik, ”kiki jangan    lupa pulang untuk makan”
Tolong berfikirlah dengan “poitive thinking”

f)       Tanda Hubung
·         Tanda hubung digunakan untuk menghubungkan kata-kata yang diulang
1)      Pengulangan kata
Contoh :  Meja-meja
 Kapan-kapan

2)      Huruf-huruf dirangkaikan dengan bilangan, huruf kecil, atau huruf kecil yang dirangkaikan dengan huruf kapital.
Contoh :  Ijazah SMP-nya hilang
Abad ke-25

3)      Menghubungkan tanggal, bulan, tahun
Contoh :  Pekanbaru, 28 maret 1996
 Semarang, 16 april 2001

4)      Kata dasar asing awalan atau akhiran 
Contoh :  Di-Pukulin
 Pe-Langgar-an

g)      Tanda – Tanda Baca Yang Lain
·         Tanda–tanda baca yang lain ialah tanda pisah (-), tanda elipsis (…), tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda kurung ( ), tanda kurung siku ([ ]), tanda garis miring (/) dan tanda penyingkat/apostrof (‘)
1)      Tanda tanya
Contoh :  Siapa nama Ibu mu ?
 Darimana kamu berasal ?

2)      Tanda pisah (-) dipakai diantara dua bilanga atau tunggal yang berati  sampai dengan atau diantara dua nama kota :
Contoh :  2000 – 2015
 Depok – Jakarta

3)      Tanda (-) tidak dipakai bersamaan perkataan dari dan antara
Contoh:     Dari halaman 13 sampai 25, bukan dari halaman 13 – 25
Anatar tahun 2000 dan 2015 , bukan 2000 – 2015-04-01

4)      Tanda elips (…) digunakan untuk menandai tuturan yang terputus-putus.
Contoh : Kalau begitu ……ya , marilah kita belajar bersama
Morfem ialah ….bentuk bebas yang terkecil

5)      Tanda tanya yang ditaruh di antara tanda kurung digunakan untuk menyatakan keragu-raguan atau kesangsian.
Contoh :  Ia dilahirkan pada tahun 1986 (?)
Uangnya sebanyak sepuluh juta rupiah(?) telah hilang

6)      Tanda seru digunakan untuk menandai seruan/perintah/panggilan
Contoh :  Pergi sekarang juga !
 Merdeka !

7)      Penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam tulisan ilmiah atau ensiklopedia

8)      Tanda kurung juga digunakan untuk mengapit penjelasan atau keterangan
Contoh :  Adi membuat SIM(surat ijin mengemudi)
Anto menjadi anggota DPR(dewan perwakilan rakyat)

9)      Tanda kurung siku digunakan sebagai tanda koreksi bahwa dalam naskah itu terdapat huruf , kata, atau kelompok kata yang ditulis di antara tanda kurung siku tersebut.
Contoh :  Si Bintang Men[d]engar bunyi gemerisik

10)  Tanda garis miring digunakan dalam penomoran surat.
Contoh :  No .26/pk/2000
Jalan Raya II/12

11)  Untuk menunjukkan tahun anggaran atau tahun kuliah.
Contoh :   2011/2012 Garis miring berarti juga tiap-tiap  atau per.
Rp2500/orang

12)  Tanda penyingkat atau apostrof (‘) digunakan untuk menunjukan adanya bagian –bagian yang dilesapkan.
Contoh :  Ali ‘kan kusurati. (‘kan = akan)
               Malam ‘lah tiba (‘lah= telah)